Umar bin Khattab Menangis

Selasa, 26 Oktober 2010

Pernahkah anda membaca dalam riwayat akan Umar bin Khatab menangis? Umar bin Khatab
terkenal gagah perkasa
sehingga disegani lawan maupun
kawan.

berries
Bahkan konon, dalam
satu riwayat, Nabi menyebutkan
kalau Syaithan pun amat segan
dengan Umar sehingga kalau
Umar lewat di suatu jalan, maka
Syaithan pun menghindar lewat
jalan yang lain. Terlepas dari
kebenaran riwayat terakhir ini,
yang jelas keperkasaan Umar
sudah menjadi buah bibir di
kalangan umat Islam. Karena itu
kalau Umar sampai menangis
tentulah itu menjadi peristiwa
yang menakjubkan.

Mengapa "singa padang pasir
" ini sampai menangis?

Umar pernah meminta izin
menemui rasulullah. Ia
mendapatkan beliau sedang
berbaring di atas tikar yang
sangat kasar. Sebagian tubuh
beliau berada di atas tanah.
Beliau hanya berbantal pelepah
kurma yang keras. Aku ucapkan
salam kepadanya dan duduk di
dekatnya. Aku tidak sanggup
menahan tangisku.

Rasul yang mulia bertanya,
"mengapa engkau menangis ya
Umar?" Umar menjawab, "
bagaimana aku tidak menangis.
Tikar ini telah menimbulkan
bekas pada tubuh engkau,
padahal Engkau ini Nabi Allah
dan kekasih-Nya. Kekayaanmu
hanya yang aku lihat sekarang
ini. Sedangkan Kisra dan kaisar
duduk di singgasana emas dan
berbantalkan sutera".

Nabi berkata, "mereka telah
menyegerakan kesenangannya
sekarang juga; sebuah
kesenangan yang akan cepat
berakhir. Kita adalah kaum yang
menangguhkan kesenangan kita
untuk hari akhir. Perumpamaan
hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian
pada musim panas. Ia berlindung
sejenak di bawah pohon,
kemudian berangkat dan
meninggalkannya. "

Indah nian perumpamaan Nabi
akan hubungan beliau dengan
dunia ini. Dunia ini hanyalah
tempat pemberhentian
sementara; hanyalah tempat
berteduh sejenak, untuk
kemudian kita meneruskan
perjalanan yang sesungguhnya.

Ketika anda pergi ke Belanda,
biasanya pesawat akan transit
di Singapura. Atau anda pulang
dari Saudi Arabia, biasanya
pesawat anda mampir sejenak
di Abu Dhabi. Anggap saja
tempat transit itu, Singapura
dan Abu Dhabi, merupakan dunia
ini. Apakah ketika transit anda
akan habiskan segala
perbekalan anda? Apakah anda
akan selamanya tinggal di
tempat transit itu?

Ketika anda sibuk shopping
ternyata pesawat telah
memanggil anda untuk segera
meneruskan perjalanan anda.
Ketika anda sedang terlena dan
sibuk dengan dunia ini, tiba-tiba
Allah memanggil anda pulang
kembali ke sisi-Nya. Perbekalan
anda sudah habis, tangan anda
penuh dengan bungkusan dosa
anda, lalu apa yang akan anda
bawa nanti di padang Mahsyar.

Sisakan kesenangan anda di
dunia ini untuk bekal anda di
akherat. Dalam tujuh hari
seminggu, mengapa tak anda
tahan segala nafsu, rasa lapar
dan rasa haus paling tidak dua
hari dalam seminggu. Lakukan
ibadah puasa senin-kamis. Dalam
dua puluh empat jam sehari,
mengapa tak anda sisakan
waktu barang satu-dua jam
untuk sholat dan membaca al-
Qur'an. Delapan jam waktu tidur
kita....mengapa tak kita buang
15 menit saja untuk sholat
tahajud.
"Celupkan tanganmu ke dalam
lautan," saran Nabi ketika ada
sahabat yang bertanya tentang
perbedaan dunia dan akherat,
"air yang ada di jarimu itulah
dunia, sedangkan sisanya adalah
akherat"

Bersiaplah, untuk menyelam di
"lautan akherat". Siapa tahu
Allah sebentar lagi akan
memanggil kita,dan bila saat
panggilan itu tiba, jangankan
untuk beribadah, menangis pun
kita tak akan punya waktu lagi.

0 komentar: