Penyusun : Maharasky Syah.
Oya, ada beberapa penjelasan
tentang cinta. Kamu kayaknya
nggak ada salahnya kalo tahu
soal ini. Oke, biar nggak makan
banyak tempat dan ngebusa
mulu di prolognya, kita
jembrengin dan pretelin satu
per satu tentang karakter
cinta ini. Siap ya. Go!
Cinta = perasaan sekaligus akal
sehat.
Bro, benar banget. Cinta emang
soal rasa. Meski demikian, bukan
berarti akal sehat ditaro di
dengkul dong. Oya, karena cinta
tuh sangat luas, maka
penampakkannya juga ngikuti
naluri yang dimiliki manusia.
Misalnya aja nih, orang bisa
cinta mati sama benda, juga
bisa cinta sama Allah Swt,
RasulNya, ortunya, kaum
muslimin secara umum, dan juga sama lawan jenis. Cinta emang
luas, Bro.
Betul banget, kita jatuh cinta
dengan hati. Tapi agar tidak
menimbulkan kekacauan di
kemudian hari, kita diharapkan
untuk juga menggunakan akal
sehat. Bohong besar deh kalau
kita bisa jatuh cinta dengan
begitu saja tanpa bisa
mengelak. Yang sesungguhnya
terjadi, proses jatuh cinta
dipengaruhi tradisi, kebiasaan,
standar, gagasan, dan ideal
kelompok dari mana kita berasal.
Nol besar pula kalau kita
merasa boleh berbuat apa saja
saat jatuh cinta, dan tidak bisa
dimintai pertanggungan jawab
bila perbuatan-perbuatan
impulsif alias memperturutkan
kata hati itu berakibat buruk
suatu ketika nanti. Kehilangan
perspektif bukanlah pertanda
kita jatuh cinta, melainkan
sinyal kebodohan. Waduh sadis
banget bahasane.
Jadi nih, akal sehat tetap kudu
kita jadikan pertimbangan juga
biar nggak nyelenong ngikutin
perasaan aja. Bisa bahaya
besar, tuh!
Cinta membutuhkan proses.
Setuju banget deh. Cinta emang
butuh proses. Butuh waktu
agar bisa tumbuh perasaan
satu sama lain. Ini khususnya
cinta dengan lawan jenis ya. Eh,
kalo pun ada orang yang love
at first sight, tentunya bukan
cinta namanya, tapi
ketertarikan. Karena
ketertarikan orang bisa dengan
begitu mudah muncul manakala
ada obyek yang memang
menurutnya menyenangkan.
Tapi cinta nggak begitu
ternyata. "Cinta itu tumbuh,
berkembang dan merupakan
emosi yang kompleks," kata
Bowman, salah seorang pakar
psikologi.
Sobat, untuk tumbuh dan berkembang, cinta
membutuhkan waktu. Jadi
emang nggak mungkin kita
mencintai seseorang yang tidak
ketahuan asal-usulnya dengan
begitu aja. Cinta nggak pernah
menyerang tiba-tiba, nggak
juga jatuh dari langit. Cinta
datang kalo udah saling kenal
dan memahami pribadi masing-
masing meski nggak terlalu detil.
Jadi, minimal emang kenal dulu:
siapa sih si dia itu?
Itu sebabnya, cinta insya Allah
bisa aja tumbuh kalo kita terus
ketemu dan saling komunikasi.
Teman dekat yang saling
mencintai, itu hanya bisa dicapai
setelah kedua partner itu lama
hidup bersama. Sehingga tahu
kebiasaannya masing-masing,
tahu makanan favoritnya,
warna kesukannya, sampe tahu
jadwal tidurnya, tahu tempat
nongkrongnya, dan segala hal
yang berkaitan dengannya.
Begitu pun kalo kita mencintai
Islam, akan semakin lengket dan
bahkan bangga dengan Islam
ketika kita udah lama
'berkenalan' (baca: belajar)
dengan Islam. Nggak mungkin
tumbuh cinta kepada Islam kalo
kitanya aja nggak berusaha
mengenal lebih dalam tentang
Islam dengan cara
mempelajarinya. Setuju nggak?
So, kalo ada orang bisa jatuh
cinta pada saat ketemuan
pertama kali, sebenarnya bukan
sedang jatuh cinta tuh, tapi
sedang tertarik satu sama lain
dengan ketertarikan yang amat
sangat luar biasa. Hal ini perlu
ditindaklanjuti, yakni dengan
berusaha untuk mengenal lebih
dekat dan lebih dekat lagi. But,
kudu tahu rambu-rambu juga
dong kalo urusannya dengan
lawan jenis yang bukan mahram.
Sebab, nggak bisa bebas sesuka
kita tuh. Boleh kenalan lebih
dalam, kalo niatnya emang
untuk menikah degannya.
Ssstt... kalo untuk pacaran?
Hah? Hari gini masih pacaran?
Nggak lha yauw!
Cinta itu konstruktif.
Well, kita kayaknya kudu setuju
nih kalo cinta itu emang
konstruktrif. Eh, jangan-jangan
ada teman kita (atau kita
sendiri?) yang mendadak jadi
kreatif, ngedadak jadi suka
pake wangi-wangian biar nggak
BB, ngedadak juga jadi senang
baca novel cinta. Padahal,
sebelum tertarik dengan salah
seorang dari lawan jenis, mandi
sekali sehari aja udah untung
banget. Wah, kok males mandi
sih, Bro?
Boys and gals, seseorang yang
mencintai bisa berbuat sebaik-
baiknya demi kepentingan
sendiri sekaligus demi
(kebanggaan) pasangan. Dia
bakalan berani berambisi,
bermimpi konstruktif, dan
merencanakan masa depan.
Wuih, keren banget deh.
Eit, tapi tunggu dulu. Sebab, ada
juga orang ketika jatuh cinta
ternyata malah amburadul. Kok
bisa sih? Hmm... orang model gini,
bukannya berpikir dan
bertindak konstruktif, tapi dia
malah kehilangan ambisi, nafsu
makan, dan minat terhadap
masalah sehari-hari. Doi cuma
memikirkan kesengsaraan
pribadi. Impiannya pun tak
mungkin tercapai. Bahkan impian
itu bisa menjadi pengganti kenyataan. Parah banget, Bro!
Bersambung....02
0 komentar:
Posting Komentar