Karena Yang Kecil Itu Berharga (01)

Senin, 25 Oktober 2010

Bismillah,

Segala Puji hanya bagi Allah, dan
tetap bagi-Nya dalam setiap
keadaan. Salam shalawat
semoga selalu tercurahkan
kepada baginda Rasululah saw.
Amin.

Kehidupan akan membesarkan
seseorang dari dasar apa yang
mereka upayakan. Suatu
keberhasilan dalam aspek
kehidupan ini dimulai dari hal -
hal yang kecil. Hal yang terkadang oleh kita manusia
dilupakan atu terlupakan.
Semoga dengan tulisan ini, kita
semua bisa bergerak kembali,
dan bersegera membenahi diri
kita dari apapun yang sempat
kita kerdilkan keberadaannya
dan lebih menghargai sesuatu
yang terkecil hingga yang
terbesar maknanya. Insya Allah,
amin.

Perihal utama yang sering kita
abaikan dalam kehidupan sehari
hari, justru terkadang hal yang
sangat kita butuhkan dan kita
perlukan bagi penunjangan
hidup kita. Kenapa bisa seperti
itu? Manusia memang tempat
salah dan lupa, dan kebanyakan
dari kita ini adalah hamba yang
tidak mensyukuri. Astgfirullah,
Semoga Allah mengampuni
kelalaian diri ini. Amin. Bagaimana
kita akan berhasil dalam tujuan besar, jika saja kita tidak
mengupayakan hal - hal kecil
yang mendasari keberhasilan
tersebut?.Orang yang besar
hatinya, dan bijak dalam
kehidupannya, ialah orang yang
tidak pernah menyepelekan hal
sekecil apapun itu, menghargai
dan memberikan penghormatan
yang sepantasnya bagi hal
tersebut.Bukankah Rasulullah
pun mengajarkan demikian?

Mari kita baca hadist ini :

Rasulullah Shallallahu'alaihi
wasallam mengajarkan sekaligus
mencontohkan bagaimana cara
memilih, memilih nama untuk
anak, memilih calon suami atau istri, memilih imam dalam shalat
berjama'ah, memilih pemimpin,
bahkan memilih satu yang
terbaik dari dua alternatif. Di
dalam hadits dijelaskan:"Apabila
Rasulullah diperhadapkan
kepada dua pilihan, maka beliau
akan memilih yang termudah
dari keduanya, selama ia bukan
sebuah dosa, kalau ia adalah
dosa maka beliau adalah orang
yang paling menjauhi perkara
itu" (HR. Muslim)
Dari Abi Dzar ra. berkata :
Rosulullah saw bersabda :

"Janganlah engkau meremehkan
kebaikan sekecil apapun,
walaupun sebatas bertemu
dengan saudaramu dengan
wajah ceria"

(HR. Muslim, 4760)

Pernahkah kita membaca hadist
ini sebelumnya? Jawabnya
mungkin ada yang"iya, ada yang
tidak atu belum pernah".Namun
mengapa begitu sulit untuk mencerna, memahami, dan
mengamalkannya? Kita terlalu
sombong dengan apa yang
berada di dekat kita sekarang,
dengan jabatan yang kita
duduki sekarang. Padahal, kita
harus lebih tahu, dengan contoh
misalkan saja : bahwasannya
tidak akan ada tumbuhan
jikalau tidak tertanam sebiji
benih. Bagaimana kita akan bisa
membaca? Jika kita tidak
memulai belajar dan diajarkan
oleh bapak dan ibu guru kita
tentang abjad, kemudian
setelahnya disambung menjadi
dua kata, lalu kalimat, dan seterusnya hingga menjadi
sebuah cerita. Masya Allah.

Sahabatku yang lembut hatinya,

tak harusnya kita mengabaikan
nasehat - nasehat kecil dari
kedua orang tua kita. Mencoba
mendengarkan lagi saran dan
kritik kecil dari kerabat yang
memungkinkan kita lebih akan
menjadi pribadi yang hebat,
yang cemerlang dan di nilai baik
dengan hati setiap orang yang
mengenali pribadi kita karenanya. Subhannallah. Allah
pun akan lebih menyukai hamba-
Nya yang selalu berbuat baik
dari hal - hal kecil yang kita
amalkan. Insya Allah.

Coba kita baca, dan pahami
makna dari potongan ayat di
bawah ini :

"Barang siapa mengerjakan
kebaikan seberat zarrah, maka
dia akan melihat (balasan)-nya.
Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat
dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan) nya pula".
(QS. Al-Zalzalah, 99:7-8)

"Sesungguhnya Allah tidak
menganiaya seseorang
walaupun sebesar zarah, dan
jika ada kebajikan sebesar
zarah, niscaya Allah akan
melipat gandakan dan
memberikan dari sisi-Nya pahala
yang besar."

(QS. An-Nisa, 4:40)

Allah Maha Adil akan setiap
kejujuran dan keikhlasan hamba
- hamba-Nya yang gigih
berusaha untuk suatu tujuan
yang diridhoi-Nya. Allah Maha
Melihat dan Menyaksikan
segalanya, Allah tahu apa yang
tersembunyi, Allah Maha Mengerti. Allah Maha Menghargai.

Jika ada pepatah" kacang lupa
kulitnya",maka lebih memilihlah
kita pepatah yang mengatakan"
menjadilah seperti padi, yang ia
semakin berisi, semakin pula ia
merunduk".

Dalam kehidupanpun kita
dianjurkan untuk lebih bersikap
sederhana juga rendah hati
terhadap sesama. Menanamkan
sikap pribadi diri untuk
sederhana, Ana rasa itu tidak
akan mematikan gaya atu
menurunkan pamor maupun
harga diri kita dalam suatu
lingkungan yang kita geluti.
Ambilah contoh dari Kemuliaan
baginda Rasulullah, Rasul kita.
Begitu beliau mulia, begitu
bersahajanya beliau mempimpin umatnya, begitu beliau sangat
sederhana dalam kehidupan
bersama istri- istrinya atupun
sahabatnya. Adakah beliau
dipandang hina / rendah oleh
sekian banyak umatnya? Tidak,
tidak sama sekali. Justru sikap -
sikap beliau yang ia terapkan
pada umatnya itulah yang
sampai saat ini menjadi
keteladanan bagi seseorang
yang mampu bersikap
sederhana namun tetap
bersahaja. Subhannallah,
walhamdulillah. Lalu
berkesinambungkah dengan
tema yang Ana angkat hari ini?
Insya Allah sangat
menyambungkan sikap kita
untuk lebih menghargai persolan
kecil yang sering kita remehkan, sering kita abaiakan, bahkan
ada pula persoalan yanng
dianggap enteng, padahal hal
sekecil apapun itu sangat
berdampak dalam kehidupan
kita jika mau memahaminya lebih
seksama. Walhamdulillah ala
kullihal.
(bersambung...)

0 komentar: