Kita Harus Memilih

Senin, 25 Oktober 2010

Silahkan pilih orang yang
terpenting dalam sepanjang
hidupmu.
Silahkan pilih orang yang
terpenting dalam sepanjang
hidupmu. Disaat menuju jam-jam
istirahat kelas, dosen
mengatakan pada
mahasiswa/mahasiswinya:

"Mari kita buat satu permainan,
mohon bantu saya sebentar."

Kemudian salah satu mahasiswi
berjalan menuju pelataran
papan tulis.

DOSEN: Silahkan tulis 20 nama
yang paling dekat dengan anda,
pada papan tulis.
Dalam sekejap sudah di tuliskan
semuanya oleh mahasiswi
tersebut. Ada nama
tetangganya, teman kantornya,
orang terkasih dan lain-lain.

DOSEN: Sekarang silahkan coret
satu nama diantaranya yang
menurut anda paling tidak
penting !

Mahasiswi itu lalu mencoret satu
nama, nama tetangganya.
DOSEN: Silahkan coret satu lagi!

Kemudian mahasiswi itu
mencoret satu nama teman
kantornya lagi.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi !

Mahasiswi itu mencoret lagi satu
nama dari papan tulis dan
seterusnya.

Sampai pada akhirnya diatas
papan tulis hanya tersisa tiga
nama, yaitu nama orang
tuanya, suaminya dan nama
anaknya.
Dalam kelas tiba-tiba terasa
begitu sunyi tanpa suara,
semua Mahasiswa/mahasiswi
tertuju memandang ke arah
dosen, dalam pikiran mereka
(para mahasiswa/mahasiswi)
mengira sudah selesai tidak ada
lagi yang harus dipilih oleh
mahasiswi itu.

Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan berkata,
"Silahkan coret satu lagi!"

Dengan pelahan-lahan mahasiswi
itu melakukan suatu pilihan
yang amat sangat sulit. Dia
kemudian mengambil kapur tulis,
mencoret nama orang tuanya.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi!

Hatinya menjadi binggung.
Kemudian ia mengangkat kapur
tulis tinggi-tinggi. Lambat laun
menetapkan dan mencoret
nama anaknya. Dalam sekejap
waktu, terdengar suara isak
tangis, sepertinya sangat sedih.

Setelah suasana tenang, Dosen
lalu bertanya, "Orang
terkasihmu bukannya Orang
tuamu dan Anakmu? Orang tua
yang membesarkan anda, anak
adalah anda yang melahirkan,
sedang suami itu bisa dicari lagi.
Tapi mengapa anda berbalik
lebih memilih suami sebagai
orang yang paling sulit untuk
dipisahkan ?

Semua teman sekelas mengarah
padanya, menunggu apa yang akan di jawabnya.

Setelah agak tenang, kemudian
pelahan-lahan ia berkata,
"Sesuai waktu yang berlalu,
orang tua akan pergi dan
meninggalkan saya, sedang
anak jika sudah besar setelah
itu menikah bisa meninggalkan
saya juga, yang benar-benar
bisa menemani saya dalam hidup
ini hanyalah suami saya."

Note :Terkadang dalam hidup ini
kita sering di hadapkan akan
pilihan sulit. Dan kita harus
melalui semua itu dengan hati
yang lapang.
Widiyanto Yudie

0 komentar: