Semua itu ada tanggung jawab
yang harus kita penuhi, dan
kita alaskan nanti, nanti... jika
waktu itu tiba. Sahabat ku
berkata, nasehat yang besar
dan tenang itu adalah kematian,
yah benar kematian itu nasehat
yang cukup untuk membuat diri
kiat berinstropeksi diri. Setelah
itu dengan pembelajaran dari
sang Motivator yang aku sukai,
karena kita belajar ilmu jiwa
yang aku anggap itu bisa kita
bagi bersama di sini, hidup tidak
akan berhenti sampai di sini.
Kebahagiaan sejati bukan di sini
tempatnya, Raih keikhlasan itu
sulit, sangat sulit.
Tapi aku mau, dan aku ingin
memulainya, dari sekarang
nanti, dan seterusnya. Padahal
kadang aku ini orang nya ga
bisa sabar juga, entahlah begitu
banyak yang terjadi dalam
diriku, dan itu sangat luar biasa.
Allah mengirimkan seseorang
untukku, dan dari dia lah aku
bisa belajar ikhlas, dan sabar..,
lebih menerima, dan
membukakan luasnya
pengertian, Walhamdulillah. Allah
mau kita menjadi lebih baik,
meski itu dengan duka, lara,
tangisan air mata. Semoga Allah
menguatkan hati ini, dan kita
bisa istiqamah selalu dijalanNYA.
Amin. Dan aku yakin, pasti juga
begitu banyak yang mewarnai
kehidupan kalian.
Siapa yang tidak ingin tenang
dalam hidupnya??
berada diantara kehangatan kasih sayang dari orang - orang
yang dicintainya?
Dan mati dalam keadaan
bahagia dan ikhlas? Semua
orang dan manusia pasti
maukan itu. Tapi tak cukup
dengan kata mau saja. Aku dan
kamu harus melakukan hal yang
menurutku memang berat dan
besar pembayaran yang harus
kita pertahankan, sakit, luka,
air mata, kepedihan, kerelaan,
yang insya Allah akan termasuk
dalam rasa sabar dan ikhlas.
Dan benar kata seseorang yang
aku cintai hatinya, kita tidak
hanya diuji dengan masalah
pribadi kita, namun juga
saudara, dan orang - orang
terdekat yang kita sayangi
hatinya juga.
Kehidupan ini komplit banget
dah, pake telor, pake pangsit!
Eh jadi inget bakso nih gue,
aiyaahhh...*_*. hehehehe. Tapi
emang aku pernah berfikir,
yang terpenting adalah diriku
dulu, aku mau aku tenang, dan
jika itu mampir di hati kalian,
maka lakukanlah, karena kita
butuh waktu dengan diri kita.
Yang pasti, pertahankan apa
yang menjadi kebaikan dalam
diri kita guys, dan jika perih itu
menghampiri kita, maka biarlah
air mata menyertainya, dan
bisikkanlah kata mulia padaNYA,
sembatkan doa dan harapan
suci kita untuk bertahan
memperjuangkan ridhoNYA, dan
aku masih di sini bersama kalian
semua, derita itu, pedih itu, milik
kita bersama, milik kita manusia
biasa.
Jangan pernah menyerah,
lakukan yang terbaik, serahkan
semua kepada Allah, karena
Dialah yang Maha Berkehendak,
dan marilah kita mencari jalan
keberkahanNYA, usap peluhku
dan pedihmu, dan percayakan
hatimu padaNYA, semua kan
baik baik saja, sekalipun akan
ada air mata di akhirannya,
Walhamdulillah ala kuli hal.
Subhannallah..., Walhamdulillah,
Walaillahaillallah.., Allahu Akbar.
Ajarilah air mata kita untuk
tersenyum.
Dan ajarilah kepedihan itu
menari dalam gejolak jiwa yang
sakit.
Insya Allah semoga rahmat Allah
selalu beserta kita, Kalau begini
kok gue jadi inget ye ada yang
bilang gue bu Ustadzah,
wehehehe, Amin dah, tapi ga
gampang jadi orang yang
menasehatkan nasehatnya
kepada orang lain, tapi
ketahuilah sahabatku, apapun
yang aku tuliskan untukmu, ada
perihku, ada bahagiaku ada
harapanku, yang ingin aku bagikan padamu, dan semoga
kita selalu mengambil pelajaran
dari orang - orang yang
terdekat, atupun sekitar kita,
dan yang kita tidak
mengenalinya sekalipun. Masya
Allah, hikmah Allah itu berada di
manapun, maka carilah dengan
kaca mati hati kita, dengan
perjuangan kesabaran ini, dan
pemahaman kita untuk
pengertian kehidupan ini.
Semangat!!!!!
Semoga besok akan lebih baik,
dan aku, kamu, KITA segera
menemui cita dan cintaku,
cintamu, dan cinta KITA bersama
untuk selamanya dalam
ridhoNYA.Amin.
Sekian maturnuwun, nyuwun
ngapunten, maaf jika ada
kalimat atu penyampaian yang
kurang berkenan di hati
sahabat. :)
Ratih Septiana
Renungan.... Suara hati.. untuk ku, untuk mu, untuk kita...(02)
Senin, 25 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar